Selasa, 16 Oktober 2012

isolasi mikroorganisme


LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGO-VIROLOGI




                                                                 


ISOLASI MIKROORGANISME

Disusun Oleh:
1.     Ardina Citra Astuti(1104015031)
2.     Firma Maulida (1104015106)
3.     Fraditha Mardhatilla (1104015113)
4.     Lina Karlina (1104015175)
5.     Switiani Eka Yuliani (1104015314)


Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Fakultas Farmasi dan Sains
Program Study Farmasi
Jakarta
2012



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada umumnya mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi campuran. Sangat jarang mikroba di alam dijumpai sebagai spesies yang tunggal. Dengan demikian, agar mikroba tersebut dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan, morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama yang harus dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies.
Mikroorganisme tersebar luas di dalam lingkungan baik di tanah, air maupun udara. Keberadaan mikroorganisme baru dapat kita rasakan melewatima kanan yang kita konsumsi dan sebagai akibatnya produk pangan jarang sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai mikroorganisme. Bahan pangan selain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga sebagai sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme. Pertumbuhan atau perkembangan mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia.
Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik ditanah, air maupun udara. Untuk itu perlunya isolasi maupun permurnian untuk mendapatkan mikroorganisme tersebut. Populasi yang besar dan kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubuh manusia termasuk dimulut, saluran pencernaan dan kulit. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu seltunggal. Kultur murni atau biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis,maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.
Adapun yang melatar belakangi sehingga peraktikum ini dilaksanakan adalah untuk mengetahui dan menguasai teknik isolasi mikroba dari wadah yang satu ke wadah yang lain sehingga hanya biakan murni yang dapat tumbuh.

1.2.     Tujuan
   Adapun tujuan dari percobaan Teknik Isolasi Mikroba adalah sebagai berikut :
1.       Untuk mengetahui dan memahami teknik pengisolasian mikroba.
2.       Untuk mengetahui teknik pemindahan biakan mikroba dari wadah satu ke wadah yang lain sehingga tidak bercampur dengan bakteri lain.     




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikrobadengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal inidapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya .
Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya.
Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalukecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel itu dipisahkan dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri-cawan petri yang terpisah. 
  • Teknik Pengambilan Sampel
      Sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel. Berikut merupakan prosedur pengambilan sampel.
1.      Sampel tanah

Jika mikroorganisme yang diinginkan kemungkinan berada di dalam tanah, maka cara pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. Misal jika yang diinginkan mikroorganisma rhizosfer maka sampel diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan hingga ujung perakaran..
  1. Sampel air
      Pengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika beerasal dari air sungai yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air. Bila pengambilan sampel dilakukan pada air yang tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika ingin mengambil sampel dari air keran maka sebelumya keran dialirkan dulu beberapa saat dan mulut kran dibakar.



Isolasi Dengan Cara Pengenceran (Dilution)
·      Teknik Preparasi Suspensi
Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Macam-macam preparsi bergantung kepada bentuk sampel :
  1. Swab (ulas), dilakukan menggunakan cotton bud steril pada sampel yang memiliki permukaan luas dan pada umumnya sulit dipindahkan atau sesuatu pada benda tersebut. Contohnya adalah meja, batu, batang kayu dll. Caranya dengan mengusapkancotton bud memutar sehingga seluruh permukaan kapas dari cotton bud kontak dengan permukaan sampel. Swab akan lebih baik jika cotton bud dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan atraktan semisal pepton water.

  1. Rinse (bilas) ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel pada permukaan substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil, misalnya daun bunga dll. Rinse merupakan prosedur kerja dengan mencelupkan sampel ke dalam akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v). Contohnya sampel daun diambil dan ditimbang 5 g kemudian dibilas dengan akuades 45 ml yang terdapat dalam beaker glass.
  2. Maseration (pengancuran), sampel yang berbentuk padat dapat ditumbuk dengan mortar dan pestle sehingga mikroba yang ada dipermukaan atau di dalam dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air. Contoh sampelnya antar alain bakso, biji, buah dll. Perbandingan antar berat sampel dengan pengenceran pertama adalah 1 : 9 (w/v). Unutk sampel dari tanh tak perlu dimaserasi

·         Teknik Pengenceran Bertingkat

       clip_image016

Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.

·         Teknik Penanaman
a.       Teknik penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.

b.       Spread Plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
·         Ambil suspensi cairan senamyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat.
·         Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar diatas bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik.
·          Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.
·         Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati karena panas.
            clip_image020clip_image022
  1.  Pour Plate (agar tuang)
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya Odan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen. Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
·         Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair (>45oC)
·          Teteskan 1 ml secara aseptis.suspensi sel kedalam cawan kosongTuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media, kemudian diinkubasi.
clip_image024clip_image026clip_image028

·         Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)
Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.
  1. Goresan Sinambung
Cara kerja :
· Sentuhkan inokulum loop pada koloni dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar.
· Jangan pijarkan loop, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis.
Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.
clip_image032clip_image034clip_image036



  1. Goresan T
Cara kerja :
  • Bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker
  • Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag
  • Panaskan jarum inokulan dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag pada daerah 2 (streak pada gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna
· Lakukan hal yang sama pada daerah 3
clip_image038clip_image040clip_image042
  1. Goresan Kuadran (Streak quadrant)
Cara kerja :
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisma.Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.
clip_image044clip_image046clip_image048clip_image050


BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.    Alat
Ø  Cawan petri steril
Ø  Vortex
Ø  Bunsen
Ø  Tabung teaksi
Ø  Pipet ukur
Ø  Jarum ose
Ø  Plastic wrap
Ø  Drugal sky
Ø  Alulunium voil
Ø  Rak tabung
B.     Bahan
Ø  Media PDA sintesis
Ø  Media NA sintesia
Ø  Tanah
Ø  Aquadest
C.     Prosedur Kerja
Ø  Tempelkan label pada pada pada 7 tabung, masing-masing bertuliskan 10-1-10-7 dan isi dengan 9ml aquadest
Ø  Timbang tanah 1 gram dan simpan di tabing reaksi yang tidak diberi label
Ø  Vortex tanah kemudian ambil 1ml dan dimasukan ketabung yang diberi label 10-1 dan seterusnya
Ø  Ambil 0,1ml sampel dari cawan yang berlebel 10-5, 10-6, 10-7 dan di pindahkan ke medium PDA sintesis
Ø  Pada pengambilan sampel dari udara, buka cawan dan diamkan selama beberapa menit dan tutup kembali
Ø  Dan pengambilan sampel dari nafas dengan membuka sedikit cawan dan tupkan nafas kedalam cawan
Ø  Simpan semua cawan di incubator selama 1x24jam
Ø  Hitung jumlah koloni yang terbentuk
Ø  Pindahkan bakteri yang berasal dari tanah ke media NA petri dan slant di LAF
Ø  Simpan di incubator selama 1x24jam
Ø  Amati morfologi koloni


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Isolasi mikroorganisme dari udara dan lingkungan
No.
Sumber
Bakteri
Jamur
Keterangan
1
Lingkungan udara
ada
-
tidak terkontaminasi
2
Nafas
ada
-
tidak terkontaminasi
3
Lingkungan




a. Rambut
-
-
-

b. Kulit
-
-
-

c. Tangan
ada
-
tidak terkontaminasi

d. Kaki
-
-
-

e. Meja
-
-
-

f. Tas
-
-
-

B.     Isolasi bakteri dari sampel tanah
Sumber isolat
Intensitas pertumbuhan
Jenis mikroorganisme
Keterangan
Cawan 10-5
1 x 24 jam
Bakteri
1 Koloni
Cawan 10-6
1 x 24 jam
Bakteri
2 Koloni
Cawan 10-7
1 x 24 jam
-
-

Gambar hasil biakan murni :






C.     Morfologi Koloni Bakteri
No.
Pengamatan
Bakteri 1
Bakteri 2
1
Bentuk koloni
Bulat
Memanjang
2
Ukuran koloni
Kecil
besar
3
Pigmentasi koloni
-
-
4
Elevasi koloni
Flat
Flat
5
Tepi koloni
Halus
Bergerigi
6
Permukaan koloni
Halus
Halus
7
Konsistensi koloni
-
-
8
Emulsifibilitas koloni
-
-
9
Bau koloni
kedelai busuk
kedelai busuk

Percobaan kali ini membahas tentang cara-cara atau teknik yang biasa digunakan dalam mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba di luar lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya atau yang disebut biakan murni. Di kehidupan normalnya atau di habitat alamiahnya mikroba sulit ditemukan dalam bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti ditemukan dalam bentuk koloni yang hidup bersama-sama dengan koloni mikroba yang lainnya. Oleh karena itu, pengisolasian ini dilakukan.
Pengisolasian ini dilanjutkan dengan pembuatan medium tempat mikroba ini nantinya akan tumbuh atau dengan kata lain membuat habitus sintetisnya. Medium ini terlebih dahulu disterilkan dengan cara melidah-apikan mulut botol tempat penyimpanan medium agar tersebut. Begitupun dengan cawan petri itu sendiri. Sebelum semua prosedur kerja dilakukan terlebih dahulu tangan harus disterilkan menggunakan alcohol 70% yang disemprotkan ke seluruh permukaan tangan.
Dalam percobaan ini, kami menggunakan jarum ose sebagai media untuk memindahkan mikroba tersebut dari habitus alaminya. Jarum ose tersebut terlebih dahulu harus disterilkan dengan cara membakarnya pada bunsen sampai jarumnya pijar. Lalu jarum ose tersebut didiamkan selama ±2 menit, tujuan hal ini yaitu untuk mendinginkan jarum ose-nya yang habis dipijarkan tadi agar ketika jarum ose itu digoreskan ke dalam cawan petri yang berisi objek mikroba yang akan diisolasi, tidak segera mematikan mikrobanya.
Praktikum kali ini adalah mempelajari teknik isolasi mikroba dengan cara goresan. Teknik goresannya dilakukan dalam cawan petri. Dengan menggunakan jarum ose yang sebelumnya dipanaskan pada api bunsen lalu dicelupkan pada alkohol untuk sterilisasi jarumnya. Goresan diberikan sangat tipis sekali pada permukaan atas medium dalam cawan petri secara zig-zag,
Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri. Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut untuk bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan, setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan.
Setelah diinkubasi selama 24 jam diperoleh hasil pertumbuhan mikroba pada medium NA. Hal ini dikarenakan mikroba yang diisolasi adalah jenis bakteri, dan bakteri hanya dapat tumbuh pada medium NA. Pada cawan petri 10-5, ditumbuhi bakteri sebanyak 1 koloni sebelum diinkubasi. Pada cawan petri 10-6, tumbuh bakteri 2 koloni sebelum diinkubasi dan setelah diinkubasi terdapat banyak koloni di atas permukaan, memiliki morfologi seperti warna putih susu, tepi , bentuk tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul, dan tekstur kusam. Pada cawan petri 10-7, tidak tumbuh bakteri sebelum diinkubasi. Untuk cawan petri terakhir ditemukan mikroba sebanyak 6 koloni, dan memiliki morfologi seperti warna kream, tepi tak beaturan, bentuk tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul dan tekstur kusam.
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan hasil mikroba yang meningkat pada cawan petri 10-5 dan cawan petri 10-6. Seharusnya dalam pengenceran bertingkat dimaksudkan untuk mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi didalam cairan dan seharusnya cawan petri 10-6 mengalami penurunan bakteri. Hal itu kemungkinan disebabkan bakteri yang masuk dari mulut praktikan.

BAB V
KESIMPULAN
Ø  Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba di luar lingkungan alamiahnya.
Ø  Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya.
Ø  Praktikum kali ini adalah mempelajari teknik isolasi mikroba dengan cara goresan.
Ø  Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri.
Ø  Teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut untuk bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan mikroorganisme yang lain.


DAFTAR PUSTAKA

http://lini-monica.blogspot.com/2012/03/laporan-mikrobiologi-akuatik-isolasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar