Selasa, 06 Desember 2011

tugas praktek kimdas "penentuan berat jenis zat"


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR


 


PENENTUAN BERAT JENIS ZAT

Disusun Oleh:
Ardina Citra Astuti
Firma Maulida
Fraditha Mardhatilla
Lina Karlina
Switiani Eka Yuliani

2j

Kelompok 5

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Study Farmasi
Jakarta
2012

1.Teori dasar

Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya.


Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa, sedangkan alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga sebagai titrasi asam-basa.

Titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna. Atau dengan perkataan lain untuk mengukur volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen adalah saat yang menunjukkan bahwa ekivalen perekasi-pereaksi sama. Di dalam prakteknya titik ekivalen sukar diamati, karena hanya meruapakan titik akhir teoritis atau titik akhir stoikometri. Hal ini diatasi dengan pemberian indikator asam-basa yang membantu sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi meruapakan keadaan di mana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan menyebabkan perubahan warna indikator. Kadua cara di atas termasuk analisis titrimetri atau volumetrik.

 Selama bertahun-tahun istilah analisis volumetrik lebih sering digunakan dari pada titrimetrik. Akan tetatpi, dilihat dari segi yang yang keta, “titrimetrik” lebih baik, karena pengukuran volume tidak perlu dibatasi oleh titrasi.
Berat jenis didefinisikan sebagai massa suatu bahan per satuan volume bahan tersebut .
Bentuk persamaan nya adalah :
Berat jenis =Satuan dari berat jenis adalah kg/dm 3, gr/cm atau gr/ml. Berat jenismempunyai harga konstan pada suatu temperatur tertentu dan tidak tergantung pada bahan cuplikan (sampel).Dikenal beberapa alat yang dapat digunakan untuk menentukan berat jenis, yaitu :A erometer, piknomerter dfan, neraca whestpal. Dsb
Penentuan Berat Jenis dengan
Piknometer
Berat jenis suatu zat cair dapat dihitung dengan mengukur secara
langsung berat zat cair dalam piknometer (menimbang) dan volume zatditentukan berdasarkan volume piknometer


Berat jenis zat cair =
Dimana;
Berat zat cair dalam piknometer = (Berat piknometer + Zat cair) - Beratpiknometer kosong Volume zat cair = Volume piknometer Volume piknometer ditentukan dengan menggunakan zat cair lain yangtelah diketahui berat jenisnya.
Volume zat padat yang bentuknya tidak beraturan dapat ditentukansecara langsung dengan menggunakan piknometer, bila volume danberat zat padat tersebut diketahui, maka dapat diketahui berat jenisnya.
Berat jenis zat padat dengan bentuk tidak beraturan dapat ditentukandengan=
Dimana;
Volume zat padat dalam piknometer = Volume piknometer - Volume zatcair

Volume zat cair =
Berat jenis dinyatakan dengan simbol atau d.


2.tujuan

untuk mengetahui berat jenis zat cair dan zat padat dengan piknometer dan gelas ukur dan untuk mengetahui skala awal, skala akhir dan volume pada percobaaan acidimetri dan alkalimetri serta perubahan warnannya pada percobaan tersebut


3. alat dan bahan

di sms

4. skema kerja

acidimetri dan alkalimetri

-bilas buret dg aquadest sebanyak kurang lebih 2x

-isi buret dg larutan hcl 0,1 N/ naoh 0,1 N hingga skala 0,00 ml

-tuangkan sampel naoh/as.nitrat ke dlm erlenmeyer masing2

sebanyak 5ml

-tambahkan dg indikator MM/PP sebanyak 2-3 tts

-letakkan labu di bawah ujung buret

-buka kran buret& goyangkan erlenmeyer scr berlahan

-lakukan terus hingga terjadi perubahan warna pd labu erlen

-catat skala akhirnya & tentukan warna titik akhir

-lakukan hingga 2-3 kali

Penentuan BJ

-timbang piknometer/GU kosong, dan catat hasilnya

-timbang pikno/GU + aquadesh 20ml, catat hasilnya

-timbang pikno/GU + aquadesh + sampel/padatan, ca

tat hasilnya


-kemudian hitung hasilnya dg menggunakan rumus BJ


5. data pengamatan

di foto copy

6 kesimpulan

  • Titrasi asam basa adalah titrasi yang berdasarkan reaksi penetralan asam dan basa.
  • Titik akhir adalah pH saat indicator berubah warna (tepat akan merah).
  • Kurva titrasi adalah grafik.
  • Titrasi dibagi menjadi 3, yaitu:
- Titrasi asam kuat dengan basa kuat.
- Titrasi asam lemah dengan basa kuat.
- Titrasi basa lemah dengan asam.
  • Jika pH pada asam ditetesi basa maka pH larutan akan naik, dan sebaliknya jika basa ditetesi asam maka pH larutan akan turun.
BJ dipengaruhi oleh suhu dan komposisinya./
/ Piknometer dapat digunakan untuk zat berbentuk liquid maupun solid, sedangkan aerometer hanya dapat digunakan untuk zat yang berbentuk liduid saja.
Pengukuran BJ untuk cairan lebih praktis bila menggunakan aerometer, karena langsung membaca skalanya saja.
didapat faktor-faktor yang mempengaruhi bobot jenis suatu zat adalah :
1. Temperatur, dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga dapat mempengaruhi bobot jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung bobot jenisnya. Oleh karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu kamar).
2. Massa zat, jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan bobot jenisnya juga menjadi lebih besar.
3. Volume zat, jika volume zat besar maka bobot jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, bobot molekulnya serta kekentalan dari suatu zat dapat mempengaruhi bobot jenisnya.
Kekentalan/viskositas sutau zat dapat juga mempengaruhi berat jenisnya.

7 daftar pustaka

http://www.scribd.com/doc/50712348/BERAT-JENIS-ZAT-CAIR-

DAN-ZAT-PADAT

http://arifqbio.multiply.com/journal/item/7?

&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem


http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/SRIYANI%

28050679%29/materi_5.html


http://phiin.wordpress.com/2010/10/11/percobaan-asidi-alkalimetri/


Jhon Willey/Daftar pustaka : & sons, Laboratory eksperiments

 for chemistry and the living organisme, 3th, Molly bloomfield.


Emil j./ Slowinsky, Wayne wolsey, William L. Masterton, Chemical

 principle in the laboratory with qualitatives analisis, Japan, Holt-

saunders Int.ed.


Laborpraxis, 2 Messmethoden, Brikhaeuser./


Makassar, 12 Oktober 2003


http://yayat-arizonia.blogspot.com/2010/11/praktikum-kimia-dasar-

judul-praktikum.html