Laporan Mikrobiologi –
Virologi
Sterilisasi dan
Pengenalan Alat
Disusun oleh :
1.
Ardina Citra Astuti (1104015031)
2.
Firma Maulida (1104015106)
3.
Fradita Mardathilla (1104015113)
4.
Lina karlina (1104015175)
5.
Switiani eka yuliani (1104015314)
Kelas :3K1
Kelompok : 3
FAKULTAS FARMASI DAN
SAINS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pada
saat sekarang ini, dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan, maka semakin tinggi
pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai pada
mikrooorganisme yang tak dapat di lihat dengan mata telanjang/berukuran kecil.
Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme
tersebut yang disebut dengan mikrobiologi. Para peniliti mulai mencari tahu
akan apa yang terkandunng pada mikroorganisme tersebut. Dalam bidang penelitian
mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara- cara khusus untuk
mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti
mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan pula
pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta teknik / cara
penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan berlangsungkan suatu penelitian.
Alat-alat
yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril
atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya
diperlukan pula pengetahuan tentang cara- cara / teknik sterilisasi. Hal ini
dilakukan karena alat- alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi
memiliki teknik sterilisasi yang berbeda.
Berdasarkan
hal tersebut diatas, maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui teknik
pengenalan, penyiapan dan penggunaan serta fungsi dan prinsip kerja setiap alat
laboratorium mikrobiologi. Selain itu pula untuk mengetahui teknik sterilisasi
dari alat-alat tersebut.
1.2.
Tujuan Percobaan
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah :
1.
Untuk mengetahui dan mengenal alat- alat yang digunakan dalam laboratoium
mikrobiologi.
2.
Untuk mengetahui teknik penyiapan serta
penggunaan alat- alat tersebut dengan baik.
3.
Untuk mengetahui fungsi dan prinsip
kerja alat- alat laboratorium mikrobiologi.
4.
Untuk mengetahui teknik/cara sterilisasi alat- alat yang digunakan dalam
laboratorium mikrobiologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrobiologi berasal dari kata mikro
(kecil atau renik), bio (hidup) dan logos (ilmu). Jadi
mikrobiologi merupakan bidang ilmu biolgi yang mengkaji tentang mikroba yang
mencakup bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai
sel tunggal maupun kelompok sel seperti bakteri, alga, protozoa dan fungi
mikroskopik, bahkan virus meskipun virus tidak termasuk sel sebab materi
genetiknya hanya dibungkus oleh protein dan tidak memiliki kemampuan tumbuh
secara mandiri.
Istilah mikroba (disebut juga
mikroorganisme, mikrobia, maupun jazad renik) bukan nama dari suatu kelompok
organism seperti hewan dan tumbuhan, melainkan suatu istilah yang
digunakan untuk menyatakan suatu organisme yang mempunyai ukuran yang sangat
kecil, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang tanpa menggunakan
mikroskop. Secara umum, mikroba merupakan organisme yang sangat sederhana.
Umumnya bakteri, protozoa, dan beberapa alga serta fungi mikroskopik merupakan
mikroba bersel tunggal. Bahkan mikroba yang multiselluler pun tidak memiliki
ukuran sel yang besar.
Di dalam
pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat yang
berada dalam laboratorium. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang fungsi dan
sifat-sifat dari alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan pada
laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya
digunakan di laboratorium kimia yaitu berupa alat-alat gelas antara lain:
tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan pipet volumetrik, labu ukur
(tentukur), labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer,
botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes dan rak tabung.
Di samping
peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat
yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum
preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi,
inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan,
spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan.
Autoklaf
adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan
dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan
pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 1210C (2500F).
Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.
Inkubator
adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol.
Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.
Cawan petri
berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang ke
cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia
dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat
menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira
cukup diisi media sebanyak 10 ml.
Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang
diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya
pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot
dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang
diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia
(dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan
cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar.
Sterilisasi
dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu panas, penyaringan, radiasi, dan
penambahan bahan kimia. Sedangkan sterilisasi dengan cara
panas dapat dilakukan dengan panas basah, panas kering, pemanasan bertahap dan perebusan.
Ø Pemanasan basah
Pemanasan
basah adalah sterilisasi panas yang digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan di dalam
autoklaf atau aterilisator uap yang mudah diangkat dengan
menggunakan uap air jenuh bertekanan pada
suhu 1210C selama 15 menit
. Cara pemanasan basah dapat membunuh jasad renik atau mikroorganisme terutama karena
panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim-enzim didalam
sel.
Ø Pemanasan
kering
Dibandingkan pemanasan basah,
pemanasan kering kurang efisien dan membutuhkan suhu yang lebih tinggi serta
waktu lama untuk sterilisasi. Hal ini disebabkan karena tanpa kelembaban maka
tidak ada panas laten. Pemanasan kering dapat menyebabkan dehidrasi sel dan
oksidasi komponen-komponen di dalam sel. Keuntungan dari pemanasan kering
adalah tidak adanya uap air yang membasahi bahan atau alat yang disterilkan,
selain itu peralatan yang digunakan untuk sterilisasi uap kering lebih murah
dibandingkan uap basah. Pemanasan kering sering dilakukan dalam sterilisasi
alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu 160-1800C
selama 1,5-2 jam dengan sistem udara statis.
BAB III
METODOLOGI
A.
Alat dan Bahan
1.
Spektrofotometer
2.
Inkubator
3.
Oven
4.
Autoklaf
5.
Laminar Air Flow
B.
Prosedur Kerja
1.
Praktikan memasuki lab dengan
menggunakan jas lab
2.
Memerhatikan dosen mengenalkan
alat-alat yang akan digunakan selama melakukan praktikum
3.
Sebagian kelompok mengelilingi
ruangan laboratorium dan dijelaskan fungsi-fungsinya oleh dosen
4.
Sebagian kelompok lagi memerhatikan
asisten dosen membungkus cawan petri dan membungkus pipet dan mencobanya.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Sterilisasi
adalah proses untuk membebaskan alat dan bahan dari segala bentuk kehidupan
terutama mikroorganisme yang tidak kita inginkan. Sterilisasi dapat dilakukan
dengan cara mekanik, fisik ataupun kimia.
1. Sterilisasi
Mekanik
Cara sterilisasi ini
untuk produk berupa cairan yang dapat
disaring atau bahan yang tidak tahan
terhadap panas dan tidak dapat disterilkan dengan cara sterilisasi lain.
Contohnya antibiotik, asam amino, vitamin, senyawa gula dan lain- lain.
2. Sterilisasi
Fisik
Pada sterilisasi fisik
dapat dilalui dengan cara pemanasan. Ada panas kering dan panas basah. Panas
kering dapat dilakukan dengan cara pemanasan langsung sampaii merah,
melayangkan diatas api, pembakaran, dan sterilisasi dengan udara panas . pada
panas kering biasanya yg disteriilkan adalah alat – alat yang terbuat dari
kaca. Conton alatnya adalah oven pada suhu 160oC selama 2 jam dalam
suhu yang sama.
Pada panas basah dapat diterapkan dengan
cara pemanasan menggunakan uap air dengan tekanan (autoklaf) pada suhu yang
tinggi (121oC). Mengapa dalam pemanasan menggunakan autoklaf suhu
yang digunakan 12oC bukan 100oC ? air mendidih pada saat
suhu mencapai 100oC tetapi itu dalam atmosfer 1atm, sedangkan kita
berada diatas permukaan laut dengan atmosfer 2 atm jadi suhu yang digunakan
untuk mendidik dengan sempurna adalah 121oC. Selama kurang lebih 15
menit.
2.
Sterilisasi Kimia
Sterilisasi ini digunakan apabila dengan
sterilisasi fisik atan sterilisasi mekanik merusak objek tersebuut dan merusak
objek yang tersedia.
Pada
proses sterilisasi ini dapat menggunakan alkohol 70% atau dengan fenol 5%. Bisa
juga dengan menggunakan bahan kimia berbentuk gas atau uap seperti etilen
oksida, formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, digunakan untuk
sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik
ataupun antibiotik.
Berbagai
macam alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi yang lainnya sebagai
berikut :
1. Jarum
tanam tajam dan jarum ose
Transfer mikroorganisme
dapat dilakukan dengan jarum tanam tajam maupun jarum ose. Jarum tanam tajam
digunakan untuk mentrasnfer biakan mikroorganisme berfilamen (kapang), jarum
ose untuk mentransfer biakan mikroorganisme uniselular misalya khamir atau
bakteri.
Cara
pensterilisasiaannya dengan cara dibakar diatas api bunsen dengan keadaan tegak
lurus hingga terlihat 3 warna, sebelum dibakar diapi bunsen semprotkan dahulu
dengan alkohol 70% dan setelah dibakar juga disemprotkan alkohol 70% lalu
keringkan/ diangin- anginkan.
2. Mikropipet
dan tip
Mikropipet adalah alat
untuk memindahkan cairan ang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 μl.
Mikropipet ada yang dapat diatur volume pengambilannya namun ada juga
yang tidak.
3. Cawan
petri
Cawan pentri berfungsi
untuk membiakan (kultivasi) mikroorganisme. Medium dapat dituang kecawan bagian
bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cara pensterilisasiaanya adalah
dengan cara dibungkus dan dimasukan kedalam oven.
4. Tabung
durham
Tabung durham berbentuk
mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lennih kecil dan berfungsi untuk
menampung/ menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada bakteri yang
diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam
sempurna dalam media.
5. Kaca
silinder
Kaca silinder biasa
digunakan pada penetapan potensi suatu antibiotika. Fungsinya sebagai tempat
sampel uji suatu larutan antibiotika. Selain kava silinder dapat juga
mengggunakan kertas cakram. Jika ada zona bening berarti ada mikroba yang
menghambat di kaca silinder tersebut.
6. Colony
counter
Colony counter
berfungsi untuk menghitung jumlah koloni bakteri atau jamur menggunakan sinar
dan luv.
A.
Ruangan-
ruangan mikrobiologi
Didalam laboratorium
mikrobiologi – virologi ini dibagi menjadi beberapa bagian. Berikut adalah nama
dan fungsi dari bagian- bagian ruangan tersebut :
1. Stock
room
Stock room adalah
tempat untuk menyimpan bahan- bahan atau alat- alat yang akan dipergunakan dana
belum di sterilisasikan.
2. Preparation
room
Barang dari stock room
dibawa dan dipersiapkan di preparation room untuk dibungkus dan ditimbang.
3. Sterilisasi
room
Sterilisasi room adalah
ruangan untuk melakukan sterilisasi dan menyimpan alat- alat untuk sterilisasi
seperti oven dan autoklaf.
4. Inucalation
room
Inucalation room adalah
ruangan dimana terdapat alat LAF (laminar air flow).
5. Cultifation
room
Didalam cultifation
room terdapat inkubator untuk menyimpan jamur dan fungi yang sedang diamati.
6. Decontamination
room
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Sterilisasi dilakukan untuk mensterilkan alat-alat yang akan digunakan
2.
Untuk sterilisasi
kering, digunakan oven dengan suhu 1600 C selama 2 jam
3. Untuk sterilisasi uap panas bertekanan, digunakan autoclave dengan suhu 1210 C
dan tekanan 2 atm selama 30 menit.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar