MAKALAH
FARMASI FISIK
MIKROMERITIK
Disusun
oleh :
1.
Ardina citra astuti
2.
Firma maulida
3.
Korri
4.
Lina karlina
5.
Switiani eka yuliani
6.
Evi damayanti
7.
Ayu dewi arimbi
8.
Kgs Ramdhani
Kelas : 4G
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
JURUSAN FARMASI
JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “ Mikromeritik”
yang dipersembahkan sebagai salah satu penilaian pada mata kuliah Farmasi
Fisik.
.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rahmah selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini,
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun orang lain.
Jakarta, 7 Juni 2013
DAFTAR ISI
Kata
pengantar......................................................................................................i
Daftar
isi..............................................................................................................ii
Bab
I Pendahuluan...............................................................................................1
A. Latar
belakang.........................................................................................1
B. Rumusan
masalah....................................................................................1
C. Tujuan
.....................................................................................................2
Bab
II Pembahasan..............................................................................................3
A. Pengertian
mikromeritik..........................................................................3
B. Ukuran
partikel dan distribusi
ukuran.....................................................5
C. Bentuk
partikel dan luas
permukaan.......................................................9
Bab
III
Kesimpulan...........................................................................................13
Daftar
pustaka....................................................................................................14
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam bidang farmasi, zat-zat yang
digunakan sebagai bahan obat kebanyakan berukuran kecil dan jarang yang berada
dalam keadaan optimum. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan
penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik
sifat fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut Dalam pembuatan
sediaan-sediaan seperti kapsul, tablet, granul, sirup kering tentu
mempertimbangkan ukuran partikel.Begitupula akan mempengaruhi kecepatan
disolusi atau kelarutan dari suatu sediaan obat sehingga efek yang akan
ditimbulkan dapat dengan cepat bereaksi. Hal-hal semacam ini terutama
sangat berpengaruh pada sediaan-sediaan obat yang mempunyai bentuk sediaan
seperti tablet , kapsul dan lain-lainnya yang bersifat padat atau yang lainnya.
Mikromeritik adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari khusus tentang ukuran suatu partikel, yang mana
ukuran partikel ini cukup kecil. Masalah seperti ukuran
partikel ini dalam bidang farmasi sangat diperhitungkan sekali atau dapat
dikatakan sangat penting.
Mengingat pentingnya mikromeritik dalam
bidang farmasi, maka sudah sewajarnya jika mahasiswa farmasi memahami mengenai
mikromeritik ini, termasuk cara-cara dalam melakukan pengukuran ukuran partikel
suatu zat. Dalam makalh ini akan dibahas tentang mikromeritik
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
pengertian mikromeritik?
2. Apa
saja metode dalam menentukan ukuran partike?
3. Apa
metode untuk menentukan luas permukaan?
C.
TUJUAN
1. Untuk
mengetahui pengertian dari mikromeritik
2. Untuk
mengetahui metode dalam menentukan ukuran partikel
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN MIKROMERITIK
Mikromeritik
biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel yang kecil.
Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter
rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya.
Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata.
Ilmu pengetahuan dan
teknologi tentang partikel-partikel kecil oleh Della Valle yang dinamakan
“Mikromeritik”. Dispersi koloid mempunyyai sifat karakteristik yaitu
partikel-partikelnya tidak dapat dilihat dibawah mikroskop biasa, sedangkan
partikel-partikelnya dari emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus
ukurannya berada dalam jarak penglihatan mikroskop. Partikel-partikel yang
ukurannya sebesar serbuk kasar, granulat tablet atau granulat garam, ukurannya
berada dalam jarak pengayakan.
Kisaran ukuran kira-kira dari
partikel dalam farmasi terdapat dalam tabel 1.1
Tabel 1.1. Dimensi
Partikel dalam Sistem Oispersi Farmasetik
Setiap kumpulan
partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk mengetahui tidak
hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak
partikel-partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu
sutau perkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat
fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari sini kita bisa menghitung ukuran
partikel rata-rata untuk sampel tersebut (1)
Ukuran partikel
bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel
mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek
fisiologisnya. (1)
Pentingnya mempelajari mikromiretik, yaitu
1. Menghitung
luas permukaan
2. kimia dan fisika dalam formulasi obat
3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral,
suntikan dan topikal
4. Pembuatan
obat bentuk emulsi, suspensi dan duspensi
5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).
Pengetahuan dan pengendalian ukuran, serta kisaran
ukuran partikel sangat penting dalam farmasi. Sehingga luas permukaan dari
suatu partikel dapat dihubungkan secara berarti pada sifat fisika, kimia dan
farmakologi dari suatu obat. Secara klinik ukuran partikel suatu obat dapat
mempengaruhi penglepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara
oral, parenteral, rektal dan topikal. Formulasi yang berhasil dari suspensi,
emulsi dan tablet, dari segi kestabilan fisik dan respon farmakologis, juga
bergantung pada ukuran partikel yang dicapai dalam produk tersebut. Dalam
bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel penting sekali
dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari
granul dan serbuk. Hal ini membuat seorang farmasis kini harus mengetahuhi
pengetahuan mengenai mikromimetik yang baik .
B.
UKURAN PARTIKEL DAN DISTRIBUSI UKURAN
Dalam suatu kumpulan partikel lebih dari
satu ukuran (polidispers), dua sifat penting yaitu :
a. Bentuk
dan luas partikel
b. Kisaran
ukuran dan banyaknya atau berat partikel-partikel yang ada dan karenanya luas
permukaan total
Ukuran dari suatu bulatan dengan segera
dinyatakan dalam garis tengahnya. Tetapi, begitu derajat ketidaksimetrisan dari
partikel naik, bertambah sulit pula menyatakan ukuran dalam garis tengah yang
berrti. Dalam keadaan seperti ini, tidak ada garis tengah yang unik untuk suatu
partikel. Makanya harus dicari jalan untuk menggunakan suatu garis tengah
buatan yang ekuivalen, yang menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah
bulatanyang mempunyai luas permukaan, volume dan garis tengah yang sama. Jadi
garis tengah permukaan / d3 adalah garis tengah suatu bulatan yang
mempunyai luas permukaan yang sama seperti partikel yang diperiksa. Garis
tengah suatu bulatan yang mempunyai volume yang sama seperti partikel adalah
garis tengh volume / dv. (2)
Garis tengah yang diproyeksikan /dp
adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai luas pengamatan yang sama
seperti partikel bila dipandang tegak lurus ke bidangnya yng paling stabil. Ukuran
tersebut bisa juga dinyatakan sebagai garis tengah Stokes, dst,
yaitu garis tengah suatu bulatan yang mengalami sedimentasi pada laju yang sama
seperti partikel tidak simetris tersebut. Selalu jenis garis tengah yang
digunakan mencerminkan metode yang dipakai untuk memproleh garis tengah
tersebut. Seperti akan terlihat kemudian, garis tengah yang diproyeksikan
didapatkan dengan teknik mikroskopik, sedang garis tengah Stokes ditentukan
dari penelitian sedimentasi pada partikel-partikel tersuspensi. (2)
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut
polidispersi. Karenanya perlu untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu
partikel tertentu, tapi juga berapa banyak partikel-partikel dengan ukuran yang
sama ada di dalam sampel. Jadi kita perlu suatu perkiraan kisaran ukuran yang
ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel. Ini adalah
distribusi ukuran partikel, dan dari sini kita bisa menghitung ukuran partikel
rata-rata untuk sampel tersebut. (2)
Ukuran Partikel Rata-rata, Misalkan
kita telah melakukan suatu pemeriksaan mikroskopik dari suatu sampel serbuk dan
mencatat banyaknya partikel yang terletak dalam berbagai kisaran ukuran. Data
penentuan seperti itu ditunjukkan dalam table 5-2. Untuk membandingkan harga
ini dengan harga dari, katakanlah batch kedua dari bahan yang sama, kita
biasanya menghitung suatu garis tengah rata-rata sebagai dasar untuk
perbandingan. (2)
Metode-metode yang digunakan untuk
menentukan ukuran partikel:
a.
Mikroskopi Optik
Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi
atau suspensi, diencerkan atau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan
ditempatkan pada pentas mekanik. Di bawah mikroskop tersebut, pada tempat di
mana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran
partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah
layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan
bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk
diukur .
Kerugian dari metode ini adalah bahwa
garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi dari partikel tersebut,
yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk
mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini. Tambahan lagi,
jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu
perkiraan yang baik dari distribusi ,
menjadikan metode tersebut memakan waktu dan jelimet. Namun demikian pengujian
mikroskopis dari suatu sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan
metode analisis ukuran partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan
partikel-partikel lebih dari satu komponen seringkali bisa dideteksi dengan
metode ini (3).
b. Pengayakan
Suatu
metode yang paling sederhana, tetapi relatif lama dari penentuan ukuran
partikel adalah metode analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran
geometrik partikel. Sampel diayak melalui sebuah susunan menurut meningginya
lebarnya jala ayakan penguji yang disusun ke atas. Bahan yang akan diayak
dibawa pada ayakan teratas dengan lebar jala paling besar. Partikel, yang
ukurannya lebih kecil daripada lebar jala yang dijumpai, berjatuhan
melewatinya. Mereka membentuk bahan
halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan, membentuk bahan
kasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbangan 40-150 g setelah
kira-kira 9 menit) ditentukan melalui penimbangan, persentase mana dari jumlah
yang telah ditimbang ditahan kembali pada setiap ayakan (3).
c.
Dengan cara sedimentasi
Cara ini pada prinsipnya menggunakan
rumus sedimentasi Stocks.
|
Dasar untuk metode ini adalah Aturan Stokes:
|
d
= .
Metode yang digunakan dalam penentuan
partikel cara sedimentasi ini adalah metode pipet, metode hidrometer dan metode
malance.(6).
Partikel dari serbuk obat mungkin
berbentuk sangat kasar dengan ukuran kurang lebih 10.000 mikron atau 10
milimikron atau mungkin juga sangat halus mencapai ukuran koloidal, 1 mikron
atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar, maka USP
menggunakan suatu batasan dengan istilah “very coarse, coarse, moderately
coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang mempu
melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda
ukurannya, pada suatu periode waktu tertentu ketika diadakan pengadukan dan
biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis (2).
C.
BENTUK PARTIKEL DAN LUAS PERMUKAAN
Pengetahuan mengenai bentuk partikel dan luas pemukaan
sangat diperlukan. Bentuk partikel mempengaruhi aliran dan sifat-sifat
pengemasan dari suatu serbuk, juga mempunyai beberapa pengaruh terhadap
luas permukaan. Luas permukaan per satuan berat atau
volume merupakan suatu karakteristik serbuk yang penting jika kita
akan mempelajari adsorpsi permukaan dan laju disolusi.
1.1 Bentuk Partikel
Suatu bola mempunyai luas permukaan minimum per satuan
volume. Makin tidak simetris suatu partikel, makin besar luas permukaan per
satuan volumenya. Seperti telah dibicarakan sebelumnya, suatu partikel
berbentuk bola diberi ciri sempurna dengan garis tengahnya. Jika
partikel menjadi lebih tidak simetris, semakain sulit untuk menetapkan garis
tengah yang berarti bagi partikel tersebut. Oleh karena itu seperti telah kita
lihat, perlu sekali garis tengah bola ekuivalen dengan partikel tersebut.
Adalah suatu hal yang mudah untuk memperoleh luas permukaan atau volume dari
suatu bola, karena untuk partikel seperti itu :
luas
permukaan = d2 (9) dan volume
= d3 / 6 (10)
Dimana d adalah garis tengah
(diameter) partikel. Oleh karena itu luas permukaan dan volume dari partikel
bulat (berbentuk bola) berbanding lurus dengan garis tengah kuadrat
(d2) dan garis tengah pangkat tiganya (d3).
Namun demikian untuk mendapatkan suatu perkiraan dari luas permukaan atau voume
suatu partikel (atau sekumpulan partikel) yang bentuknya tidak bulat, seseorang
harus memilih suatu garis tengah yang merupakan karakteristik dari partikel
tersebut dab menghubunkan garis tengah ini dengan luas permukaan atau
volumenya, dengan menggunakan suatu faktor koreksi. Misalkan partikel-partikel
tersebut dilhat di bawah mikroskop, dan diingikan untuk menghitung luas
permukaan dan voume dari garis tengah yang diproyeksikan, dp,
dari partikel tersebut. Kuadrat atau pangkat tiga dari dimensi yang dipilih ini
(dalam hal ini dp) berturut-turut sebanding dengan luas
permukaan dan volume. Dengan memakai konstanta perbandingan, maka kita dapat
menuliskan :
luas
permukaan = sdp2 = ds2 (11)
Dimana s adalah faktor luas permukaan dan ds adalah
diameter permukaan ekivalen (equivalent surface diameter)
Untuk volume
kita tuliskan :
Volume
= vdp3 = (12)
Dimana v adalah faktor volume
dan dv adalah
diameter volume ekivalen. “Faktor bentuk “ dari luas permukaan dan volume dalam
kenyataannya adalah perbandingan dari garis tengah yang satu dengan garis
tengah yang lainnya.
2.1 Luas Permukaan Spesifik
Luas permukaan spesifik adalah luas permukaan per
satuan volume (Sv) atau per satuan berat (Sw) dan
bisa diturunkan dari persamaan (11) dan (12).
3.1 Metode Untuk Menentukan Luas Permukaan
Luas permukaan suatu sampel serbuk dapat dihitung dari
hasil distribusi ukuran partikel yang diperoleh dengan menggunakan salah satu
metode yang telah dibicarakan diatas.Ada dua metode yang biasa digunakan
untuk menghitung luas permukaan secara langsung.
Metode pertama, didasarkan atas jumlah gas atau solut
dari cairan yang diabsorpsi pada sampel serbuk untuk membentuk lapisan tunggal
(monolayer) yang merupakan fungsi langsung dari luas permukaan.
Metode kedua berdasarkan pada kenyataan, bahwa
kecepatan gas atau cairan merembes (fermeasi) melalui suatu
bentangan (bed) serbuk yang berhubungan dengan luas permukaan serbuk
tersebut.
a) Ukuran
pori
Bahan-bahan
yang mempunyai luas spesifik tingi bisa mempunyai retakan-retakan dan pori-pori
yang mengabsorpsi gas dan uap, seperti air, ke dalam sela-selanya. Serbuk obat
yang relatif tidak larut dalam air bisa melarut lebih atau kurang cepat dalam
medium air bergantung pada absorpsinya terhadap kelembaban atau udara.
Cara untuk mengukur pori
yakni :
Ø Penggunaan aseton sehingga meningkatkan absorpsi air dan jumlah tempat
untuk serapan air.
Ø Menggunakan alat Permeabilitas udara sehingga dapat diperoleh garis tengah
pori-pori rata-rata dari tablet.
b) Sifat
– sifat turunan serbuk
Telah dibicarakan sebelumya tertama berhubungan dengan
distribusi ukuran dan luas permukaan serbuk, ini merupakan dua sifat dasar dari
tiap kmpulan partikel. Sebagai tambahan pada dua sifat tersebut, ada banyak
sifat turunan yang berhubungan dengan farmasi, sebagai berikut :
Ø Porisitas
Misalkan suatu serbuk sebagai contoh zink oksid,
ditempatkan dalam glas ukur dan volume totalnya dicatat. Volume yang
ditempatkan dikenal sebagai volume bulk,Vb. Jika serbuk
tidak berpori, yakni tidak mempunyai pori-pori dalam (pori-pori internal) atau
ruang kapiler, voume serbuk bulk terdiri dari volume partikel-partikel padat
sebenarnya ditambah volume ruang antara partikel-partikel
tersebut. Volume ruang tersebut dikenal sebagai volume
rongga v, diberikan oleh persamaan :
v = Vb – Vp
Dimana Vp adalah volume
sebenarnya dari partikel-partikel tersebut.
Ø
Kerapatan Partikel
Kerapatan partikel-partikel dalam suatu keadaan
tertentu dapat keras atau lunak dan dalam keadaan ain kasar atau seperti spon,
mk hendakya hati-hati dalam menyatakan kerapatannya. Kerapatan secara universal
didefinisikan sebagai bobot per satuan volume. Kesukaran timbul jika seseorang
mau menentukan volume partikel yang mengandung “microscopic cracks”, pori-pori
internal dan ruang-ruang kapler.
Pada umumnya
dapat didefinisikan tiga tipe kerapatan yaitu :
(a) kerapatan
sesungguhnya dari bahanya sendiri tidak termasuk void-void dan
pori-pori interpartike yang lebih besar dari dimensi molekuler atau dimensi
atomik di dalm kisi-kisi kristal.
(b) Kerapatan
granular seperti yang ditentukan dengan jalan pemindahan mercuri yang
tidak merembes pada tekanan-tekanan biasa didalam pori-pori yang lebih kecil
dari 10 mikron.
(c) Kerapatan
bulk serbuk seperti yang ditentkan dari volume bulk dn bobr
suatu serbuk kering di dalam gelas ukur silindris.
Bilamana zat padat tidak porous, maka kerapatan
sesungguhnya dan kerapatan granulya adalah identik dan dua-duanya dapat
diperoleh dengan jalan memindahkan helium atau zat cair seperti mercuri,
benzena atau air.
c)
Sifat alir Serbuk
Serbuk bulk agak analog dengan cairan non-Newton yang
menunjukkan aliran plasik dan kadang-kadang aliran dilatan, diamana
partikel-partikelnya dipengaruhi daya tarik menarik sampai derajat yang
bervariasi. Oleh karena itu serbuk bisa jadi mengalir bebas (free-flowing)
atau melekat. Neumann telah membicarakan faktor-faktor yang mempengaruhi sifat
aliran dari serbuk. Terutama yang jelas adalah ukuran partikel, porositas dan
kerapatan, dan kehalusan permukaan. Akan halnya partikel-partikel yang relatif
kecil (kurang dari 10 m), aliran partikel melalui lubang dihambat
karena gaya lekat (kohesif) antar partikel kurang lebih sama
dengan gaya gravitasi. Karena gaya gravitasi ini merupakan
fungsi dari diameter pangkat tiga, maka pengaruh gravitasi akan menjadi lebih
jelas jika ukuran partikel bertambah sehingga terjadilah aliran. Kecepatan alir
maksimum dapat tercapai, kemudian berkurang jika ukuran partikel mendekati
ukuran lubang. Jika serbuk mengandung partikel-partikel kecil yang jumlahnya
cukup banyak, sifat alir serbuk itu dapat diperbaiki dengan menghilangkan
“fines” atau mengabsorpsinya pada partikel-partikel yang lebih besar.
Kadang-kadang aliran yang jelek disebabkan adanya kelembaban, dalam hal ini
pengeringan partikel akan mengurangi sifat kohesifnya
BAB
II
KESIMPULAN
1. Mikromeritik adalah suatu ilmu dan teknologi yang mempelajari tentang partikel yang kecil
2. Metode
yang digunakan untuk menentukan ukuraan partikel adalh metode mikroskopi optik,
pengayakan,dan pengukuran volume partikel
3. Sifat
– sifat dari turunan serbuk diantaranya adalah porositas dan kerapatan partikel
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Martin, Alfred. 1990. Farmasi Fisik jilid III. UI
Press:Jakarta
3.
Ansel, Howard.1989.”Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”.
UI Press:Jakarta
5.
http://tutut-posangi.blogspot.com/2011/11/laporan-praktikum-mikromeritik.html
diakses tanggal 4 juli 2013 16:47:19