LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
PENENTUAN BERAT JENIS ZAT
Disusun Oleh:
Ardina Citra Astuti
Firma Maulida
Fraditha
Mardhatilla
Lina Karlina
Switiani Eka
Yuliani
2j
Kelompok 5
Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam
Program Study
Farmasi
Jakarta
2012
1.Teori dasar
Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya.
Prinsip Titrasi Asam basa
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya.
Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasi titer maka kita bisa menghitung kadar titrant.
Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa, sedangkan alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga sebagai titrasi asam-basa.
Titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna. Atau dengan perkataan lain untuk mengukur volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen adalah saat yang menunjukkan bahwa ekivalen perekasi-pereaksi sama. Di dalam prakteknya titik ekivalen sukar diamati, karena hanya meruapakan titik akhir teoritis atau titik akhir stoikometri. Hal ini diatasi dengan pemberian indikator asam-basa yang membantu sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi meruapakan keadaan di mana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan menyebabkan perubahan warna indikator. Kadua cara di atas termasuk analisis titrimetri atau volumetrik.
Selama bertahun-tahun istilah analisis volumetrik lebih sering digunakan dari pada titrimetrik. Akan tetatpi, dilihat dari segi yang yang keta, “titrimetrik” lebih baik, karena pengukuran volume tidak perlu dibatasi oleh titrasi.
Berat jenis didefinisikan sebagai massa suatu bahan per satuan volume bahan tersebut .Bentuk persamaan nya adalah :
Berat jenis =Satuan dari berat jenis adalah kg/dm 3, gr/cm atau gr/ml. Berat jenismempunyai harga konstan pada suatu temperatur tertentu dan tidak tergantung pada bahan cuplikan (sampel).Dikenal beberapa alat yang dapat digunakan untuk menentukan berat jenis, yaitu :A erometer, piknomerter dfan, neraca whestpal. Dsb
Penentuan Berat Jenis dengan
Piknometer
Berat jenis suatu zat cair dapat dihitung dengan mengukur secara
langsung berat zat cair dalam piknometer (menimbang) dan volume zatditentukan berdasarkan volume piknometer
Berat jenis zat cair =
Dimana;
Berat zat cair dalam piknometer = (Berat piknometer + Zat cair) - Beratpiknometer kosong Volume zat cair = Volume piknometer Volume piknometer ditentukan dengan menggunakan zat cair lain yangtelah diketahui berat jenisnya.
Volume zat padat yang bentuknya tidak beraturan dapat ditentukansecara langsung dengan menggunakan piknometer, bila volume danberat zat padat tersebut diketahui, maka dapat diketahui berat jenisnya.
Berat jenis zat padat dengan bentuk tidak beraturan dapat ditentukandengan=
Dimana;
Volume zat padat dalam piknometer = Volume piknometer - Volume zatcair
Volume zat cair =
Berat jenis dinyatakan dengan simbol atau d.
2.tujuan
untuk mengetahui berat jenis zat cair dan zat padat dengan piknometer dan gelas ukur dan untuk mengetahui skala awal, skala akhir dan volume pada percobaaan acidimetri dan alkalimetri serta perubahan warnannya pada percobaan tersebut
3. alat dan bahan
di sms
4. skema kerja
acidimetri dan alkalimetri
-bilas buret dg aquadest sebanyak kurang lebih 2x
-isi buret dg larutan hcl 0,1 N/ naoh 0,1 N hingga skala 0,00 ml
-tuangkan sampel naoh/as.nitrat ke dlm erlenmeyer masing2
sebanyak 5ml
sebanyak 5ml
-tambahkan dg indikator MM/PP sebanyak 2-3 tts
-letakkan labu di bawah ujung buret
-buka kran buret& goyangkan erlenmeyer scr berlahan
-lakukan terus hingga terjadi perubahan warna pd labu erlen
-catat skala akhirnya & tentukan warna titik akhir
-lakukan hingga 2-3 kali
Penentuan BJ
-timbang piknometer/GU kosong, dan catat hasilnya
-timbang pikno/GU + aquadesh 20ml, catat hasilnya
-timbang pikno/GU + aquadesh + sampel/padatan, ca
tat hasilnya
tat hasilnya
-kemudian hitung hasilnya dg menggunakan rumus BJ
5. data pengamatan
di foto copy